Selasa, 29 April 2014

MAU DONOR DARAH

"Eh, udah pernah donor?"
"Udah"
"Sakit ga?"
"Engga, kayak digigit semut. Kayak kita vena punksi (ngambil darah di vena pake suntikan) kemaren loh"
"Ah, masa? Kan jarum yang dipake buat vena punksi kemaren yang 3 cc, kecil jarumnya. Kalo buat donor darah jarumnya gede bukan? Yang betul ga sakit?"
"Enggak, Hilwaaaa.. Sama aja, sakit dikit kaya digigit semut"
"Trus pas suntikannya ditahan ditangan pas lagi ngisep darah? Gak sakit tu?" Tiba-tiba gue keingetan display picture BBM temen gue yang lagi donor darah, suntikannya di tahan ditangannya.
"Enggakkk, sakitnya pas ditusuk aja. Eh, paling nanti ada kebas-kebas dikit sih. Karena lama dikit kita tahan jarumnya itu, ga boleh gerak"
"Tuh kann.."
"Alahhh kebas dikit, pun"
"Ah, iya deh.. Makasih ya"
"Iyaa berjuang yaa" Muka temen gue ceria banget dengan tangan dikepal, berusaha mentransfer semangatnya yang ternyata dia baru aja donor.

Percakapan di atas bukan percakapan pertama, itu pertanyaan kesekian kalinya gue tanyain ke temen-temen. Kalo jawabannya "Udah (pernah donor)", maka percakapan kami akan berlanjut seperti percakapan diatas. Tapi kalo jawabannya "Belum (pernah donor)", maka gue akan beralih kepada temen yang lain.

Dan akhirnya, setelah bertanya ke beberapa orang, tanya sana tanya sini, meyakinkan diri. Dan rata-rata semua temen gue jawab "Nggak sakit kok, malah bikin ketagihan" Nah loh!

Hari ini, Selasa, 29 April 2014, di komplek FK Unsyiah lagi ada kegiatan donor darah dari PMI, bekerja sama dengan organisasi internal fakultas. Gue yang sejak penyambutan mahasiswa baru sampe hari ini belum pernah donor darah karena selalu aja ga memenuhi syarat setiap ada acara donor, maka hari ini, gue bebas dari syarat yang satu itu. Dan, mendengar celetukan "Bukan anak FK namanya kalo ga pernah donor darah", maka hari ini, gue merasa tertantang untuk mendonorkan darah, walaupun dengan ketakutan setinggi langit akan jarum suntik yang gede itu. Tapi meninjau manfaatnya, yang katanya darahnya bakal diperbaharui jadi kita bakal jadi sehat, dan bisa kurus-lah, ini itu. Akhirnya.. Hmphhh.. Dengan mengumpulkan tekad, gue yang tadinya duduk-duduk di deket lokasi donor, gue jalan dengan pasti ke lokasi.

Setelah ngisi identitas, dan ditensi, ternyata tekanan darah gue 110/70 mmHg, tadinya dikirain ga cukup, ternyata cukup. Dan kemudiannn.. Ternyata sebelum donor gue harus ditusuk dulu ujung jarinya buat tes hemoglobin dan cek golongan darah (heheh, for sure walaupun gue udah sebangkot ini, gue sama sekali gatau golongan darah gue). Ah, gue takut sama jarumnya, kayaknya bakal sakit.
"Sakit nggak, kak?"
"Enggak kok, cuman ujung jarinya aja ditusuk dikit, biar darahnya keluar"
Oke. Beberapa detik memalingkan muka, dan ujung tangan gue udah ngeluarin darah.

Si Kakak ngisep darah gue pake pipet kecil. Kemudian netesin ke cairan warna biru.
Tes.. Darah gue ngapung di cairan itu.
"Eh, Dok.. Ini kok gini ya?" Kakak terlihat bingung
"Eh, coba kamu tetesin lagi"
"Ini udah dua tetes loh, Dok. Udah ga bisa ditetesin lagi"
"Yaudah, ambil lagi aja"
Et dah, enak amat Dokter nyuruh ngambil darah gue lagi. Masa harus ditusuk lagii? Rasa takut kembali menghampiri gue.
"Eh, ditusuk lagi?"
"Enggak kok" Si Kakak membuka kapas yang nutupin bekas tusukan di jari tengah gue, kemudian memencet tangan gue. Darah pun kembali keluar.
Darah gue kemudian di tetesin lagi.
"Tuh kan, Dok.." Darah gue mengambang dengan cantik di larutan biru itu.
"Oh iya.." Dokternya manggut-manggut.
"Udah makan, Dek"
"Udah dok, baru aja tadi makan" Gue emang sengaja makan dulu. Memasok nutrisi sebelum kehabisan.
"Hem.. Jadi gini dek, Hemoglobin adek kurang. Jadi ga bisa buat donor darahnya. Banyakin makan protein ya. Kalo ada kenduri (acara syukuran), sering datang aja" Dokter ngabarin sambil becanda ngasih saran.
Ohhh gituuu.. Antara kecewa karena ga jadi donor dan senang karena ga bakal berhadapan dengan suntikan donor dan mikir, apa hubungannya hemoglobin dan kenduri.
Dann.. Kemudian saat yang paling gue tunggu.. Periksa golongan darah!
Tiga tetes darah gue dipisahin dan dicampur sama anti koagulan kalo ga salah namanya. Jengjeng..
"B+, Dek golongan darahnya"
"Yahhh" gue kecewa karena sebelumnya berharap golongan darah gue AB, biar bisa terima donoran dari semua orang, hahahaha :3
mudian, berhubung sebelumnya gue baru aja praktikum buat menghitung jumlah hemoglobin dalam darah, jadi gue tanya-tanya ama dokternya seputar hemoglobin. Tanya ini-itu mumpung dokternya baik dan bersedia menjawab.

Tekad keras gue siang itu setelah persiapan memupuk keberanian yang panjang ternyata harus tersandung oleh jumlah hemoglobin yang kurang :(
Tapi kabar bahagianya, ternyata minggu depan akan ada acara donor lagi yang diadain oleh BEM Unsyiah, kabar baik dari Kak Ivana buat gue siang itu.
Oke, mari perbanyak makan protein supaya hemoglobin gue bisa normal kembali ^^9
Tunggu cerita gue berhasil donor darah, ya! ^^

Tanoh lon sayang {}

Tidak ada komentar:

Posting Komentar